Assalamu “alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Asyhadu anlaa illaaha Illa Alloh wa asyhadu anna muhammmadan ‘abduhu
Wa Rasuluhu.
Ikhwan fillah yang dirakhmati Alloh SWT, ..
Keistimewaan Islam yang menonjol adalah perhatiannya thd kesucian dan
kebersiahan jasmani dan rokhani.
meliputi badan dan sarana ibadah yang mensyaratkan suci dari hadast
besar maupun kecil.
yang berarti suci dari najis baik berat maupun ringan dintaranya adalah
dengan mandi dan berwudhu:
Firman Allah dalam Al-Qur'an:
"dan pakaian mu bersihkanlah" (Al-Mudatsir;4).
"sesungguhnya Allah menyukai orang2 yang taubat san menyukai orang2
yang mensucikan diri" (Al-Baqarah;222).
Dan sabda Nabi Muhammad SAW:
"annadhoofatu minal iiman, "kebersihan adalah sebagian dari iman".
1. Bersuci dari hadast dengan berwudhu.
Berwudhu merupakan cara menghilangkan kotoran secara hukmiy untuk
mencapai kebersihan dan kesucian, dalam beribadah kepada Allah SWT
sebagaimana ketetapan dalam syari'at Islam.
Alloh SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah,
dan jika kamu sakit[403] atau
dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh
[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.
QS Al-Maidah; 6
[403] Maksudnya: sakit yang tidak boleh kena air.
[404] Artinya: menyentuh. menurut jumhur Ialah: menyentuh
sedang sebagian mufassirin Ialah: menyetubuhi.
HIKMAH BERWUDHU:
selain merupakan syari'at, berwudhu juga memiliki hikmah dan manfaat:
Nabi Muhammad SAW, bersabda:
Dari Abu Hurairah ra,berkata: bahwasannya Rasulullah SAW, bersabda;
jika seorang muslim atau mukmin berwudhu, ia berkumur,mka keluarlah
( hilang) dari dosa
mulutnya,ketika ia menghirup air kehidung maka hilanglah dosa yg diperbuat oleh
hidungnya,Ketika ia membasuh mukanya maka keluarlah dosa yang telah
dilihat dgn matanya bersama dgn tetesan air yang trakhir. Ketika ia mmbasuh kedua
tangannya, maka keluarlah tiap dosa yang disentuh tangannya bersama
tetesan air yang terakhir.
Ketika ia mengusap kepalanya, maka keluarlah tiap tiap dosa yg telah dipikirkannya
sehingga keluar dari kedua telinganya,
Ketika membasuh kedua kakinya, maka keluarlah dosa-dosa yg telah dijalani kedua
Kakinya bersama-sama dengan tetesan air yang terakhir
hingga keluar bersih dari dosanya,
kemudian berjalan keMasjid dan shalatnya merupakan perbuatan sunnat
(HR.MUSLIM).
Menurut Prof.Dr.Plinius seorang Bakterioloog pada air sisa cuci mulut,(kumur)
terdapat miliaran bibit penyakit dari virus dan bakteri.
dengan cara berkumur dan bersiwak (gosok gigi) dapt menghindarkan daripenyakit
yang melewati selaput lendir mulut dan hidung
seperti selesma/pilek, bronkhitis,pneumonia,tbc, influensa, dan morbili.
2. Bersuci dari hadast dengan tayamum.
Tayammum ialah menyampaikan atau menyapu debu tanah ke muka dan
kedua-dua tangan dengan syarat yang tertentu.
Tayammum dilakukan untuk menggantikan wudhu’ atau mandi wajib
(junub, haidh dan nifas), ketika ketiadaan air atau uzur menggunakan air,
dan ini adalah suatu rukhsah atau keringanan yang diberikan oleh syara‘
kepada manusia.
berdasarkan firman Allah subhanahu wata‘ala:
“Dan jika kamu junub (berhadath besar) maka bersucilah dengan mandi wajib;
dan jika kamu sakit (tidak boleh kena air), atau dalam musafir,
atau salah seorang dari kamu datang dari tempat buang air,
atau kamu sentuh perempuan, sedang kamu tidak mendapat air
(untuk berwudhu’ dan mandi), maka hendaklah kamu bertayammum
dengan tanah – debu yang bersih.”
Semua ibadah atau amalan ta‘at yang perlu kepada bersuci (taharah)
seperti sembahyang, menyentuh mushaf, membaca Al-Qur’an,
sujud tilawah dan beri‘tikaf di dalam masjid adalah boleh bersuci dengan tayammum
sebagai ganti wudhu’ dan mandi, kerana amalan yang diharuskan taharah dengan air
adalah diharuskan juga dengan tayammum.
3. Bersuci dari hadast dengan mandi
Khusus untuk mandi wajib ada baiknya lakukan lah dgn terlebih dulu
membersihkan kemaluan Kemudian berwudhu dan dilanjutkan dengan mandi junub,
dan jika tidak menyentuh bag kemaluan
(dan dubur) Dgn kulit telapak dalam maka tidak membatalkan wudhu.
Ahli fiqh bersepakat mengatakan harus bersuci dengan air yang suci (mutlaq)
firman Allah:
"Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa khabar gembira
dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan);
dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih "
Selain itu, harus menggunakan kertas atau batu ketika beristinja'
dan tanah atau debu tanah sebagai ganti air bagi mengharuskan solat
yang dikenali sebagai tayammum.
Jelasnya, alat–alat untuk bersuci itu ialah:
Air mutlaq, iaitu air semata-mata tanpa disertakan dengan sesuatu
tambahan atau sesuatu sifat.
Air mutlaq ini terbahagi kepada beberapa bagian:
Air yang turun daripada langit.
iaitu air hujan, air salji yang menjadi cair dan air embun.
Air yang terbit daripada bumi.
iaitu air yang terbit daripada mata air, air perigi, air sungai dan air laut.
Air makruh, yaitu air yg makruh digunakan untuk bersuci,
ekspansinya adalah air yang terkena panas Matahari secara langsung
dalam bejana selain emas atau perak
Air bernajis yang lebih dari 2 Kullah ( ukuran kurang lebih 216 Liter)
dlm kubikasi missal 60x60x60m
Sedang ia tidak berubah warnanya maka masih dapat dipakai bersuci.
Tanah, boleh menyucikan jika tidak digunakan untuk sesuatu fardhu
dan tidak bercampur dengan sesuatu.
Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat,
sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti
apa yang kamu ucapkan, (jangan pula menghampiri masjid)
sedang kamu dalam keadaan berjunub),
terkecuali sekadar berlalu sahaja, hingga kamu mandi.
Dan jika kamu sakit atau dalam bermusafir atau kembali
dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan,
kemudian kamu tidak mendapat air,
maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci);
sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. ”
(Surah Al-Nisa’, 4:43)
Samak,
yaitu membuang bahan-bahan lebihan yang melekat
pada kulit dan yang merusakkannya sekira-kira jika direndam atau
dibasuh dengan air sesudah disamak, maka kulit itu tetap tidak
busuk atau rusak.
Takhallul,
iaitu arak bertukar menjadi cuka tanpa dimasukkan sesuatu bahan ke dalamnya.
Demikian ulasan singkatnya , semoga dapat memberi manfaat
Wa’alaikimussallam warahmatullahi wa barakatuh.
Sumber:
R. Prast Wbw bersama Ust Arif Hidayatullah
“AL-Firdaus Belakang Padang”
Rujukan:
1) Kitab Mattlaal Badrain oleh Syeikh Muhammad bin Daud Al-Fatani
2) Kitab Minhajul Muslim oleh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi .
3) Fiqh Syafii oleh Hj.Idris Ahmad S.H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar